BoGaRiA
Tuesday, May 02, 2006 Jalan-jalan ke Pontianak

LEMPOK GANG KASUARI
Boleh dibilang lempok sudah jadi jajanan khas pontianak. Tetapi bukan berarti makanan ini bisa ditemukan setiap saat. Hanya pada musim durianlah seperti September, Ontober, Desember dan April-lah, lempok membanjiri kota Pontianak. Pada saat ini pun harga lempok relatif murah.
Lempok Gang Kasuari sudah berdiri sejak 25 tahun silam. Sesuai namanya industru rumahan ini diproduksi di Gang Kasuari, Jl. Merdeka Barat. Piranti masaknya seperti kuali, pengaduk kayu dan kompor minyaknya pun masih sederhana. Pemiliknya, Bpk. Abun memulai usahanya hanya dengan menawarkan produknya pada tetangga sekeliling rumah. Awalnya, usahanya tidak berjalan mulus. Teman-temannya menyukai hasil buatannya, tetapi bukan untuk dibeli. "Mereka cuma mau berter cuma-cuma," kenangnya.
Namun jiwa bisnis Abun semakin tertantang. Ia terus memperkenalkan lempok buatannya ke masyarakat luas. Kerja kerasnya tak sia-sia. Lempok buatannya mulai dicari orang di tahun 80-an. "Sekarang saya malah kebingungan karena permintaannya mulai tinggi. Padahal buash durian tidak terlalu banyak," jelas Abun yang kadang terpaksa menolak pesanan karena kesulitan durian.

Abun menekankan pesanan dalam partai besar. Makanya lempok garapannya selalu dikemas dalam kaleng minyak tanah yang besar. Satu kaleng berisi 25 kilogram lempok. Setiap kilo harga jualnya sekitar Rp. 35 ribu. Tetapi tentu ia tetap melayani pesanan kecil yang membeli lempok untuk oleh-oleh. Para pembeli partai besar biasanya membeli untuk dijual kembali. Menyadari hal ini Abun sengaja tidak mencantumkan label atau merek. "Biarlah para pembeli itu yang nanti memberi label sesuai keinginannya."
Kalau lempok buatan Abun bisa panjang umur sampai sekarang, penyebabnya tak lain karen pria ini selalu menjaga kualitas lempoknya. "Rasa dan kebersihan jadi prioritas utama. Saya juga tidak menggunakan bahan tambahan makanan. Betul-betul durian asli dan gula," tandas Abun.
Waktu musim dingin, Abun bisa menghasilkan 100 - 125 kilogram lempok. Semua itu dimasak di atas 6 buah kompor minyak dengan 15 tenaga kerja yang berasal dari tetangga sekitar rumah. Agar lempoknya semakin wangi dan padat, Abun, menyarankan menjemur lempoknya selama 3 hari sebelum dikonsumsi.


BINGKA ANGGREK

Dinamakan bingka anggrek karena kue ini diproduksi oleh ibu-ibu PKK Anggrek. Sebetulnya yang mereka buat tak cuma kue bingka, tetapi aneka hidangan khas Pontianak. Tetapi entah mengapa yang populer adalah kue bingka.
Begitu populernya kue bingka buatan para ibu PKK ini hingga mereka tak cuma terkenal di masyarakat Pontianak, tetapi juga di kalangan pejabat dan masyarakat luar kota.
Kue dengan tekstur kenyal-kenyal lembut dan kekhasan aroma ini biasa hadir dalam pesta maupun upacara adat. Bahan dasar utamanya telur, gula, dan santan.

"Perbandingannya satu banding satu," terang Ny. Asma, komandan PKK Anggrek. Untuk membuat kue bingka lebih kokoh, ditambahkan sedikit terigu. Tetapi supaya lezat, jumlah pemakaiannya sedikit sekali. Karena sebetulnya bingka tidak memakai bahan terigu sama sekali.

Ada lagi rahasia lainnya, "Santannya selalu saya masak dulu sebelum dicampur dengan bahan lain supaya tahan lama. Pemanggangan pun dilakukan agak lama. Pokoknya sampai bagian pinggir kue berwarna cokelat," ungkapnya.

Jenis kue bingka yang dijual PKK Anggrek bermacam-macam dari kue bingka ubi jalar, singkong, kentang, sampai dengan durian. Satu loyang kue bingka dijual dengan harga Rp. 3.500. Satu loyang kue bisa dibagi menjadi 6 potong.

Untuk menjaga mutu, kelompok para ibu ini sepakat tidak memasarkan bingka buatan mereka di pasar bebas. Jadi, mereka yang berminat mencicipi juadah karya mereka harus datang langsung ke Jl. Teuku Umar, Gang II. "Lewat pesanan saja sudah banyak, kok."


SATE MANIS BERKUAH
Sate Pontianak termasuk jenis sate yang unik. Satenya terbuat dari daging sapi. Rasanya manis lalu disuguhkan bersama kuah sup yang bumbunya antara lain kecap manis. Satu porsi terdiri dari 7 tusuk , plus 1 buah ketupat. Di hari dingin, hidangan ini terasa sangat oke, hangat, manis, dan gurih. Harga per porsi cukup terjangkau, Rp. 3.500.

Penjualnya, Iqbal mengakui, sate buatanya memang unik. Tetapi nyatanya begitu diperkenalkan, toh, langsung direspon pasar. Ia memperoleh resepnya dari sang ibu yang memang jago masak.

Setiap hari umumnya Iqbal bisa menjual 500 tusuk sate, tetapi di hari libur, bisa sampai dua kali lipat. Meski sudah sangat laris, toh Iqbal tidak merasa perlu membuka cabang di tempat lain. Bahkan setelah mendapat banyak saingan. Saat ini di berbagai sudut kota di Pontianak sate dengan siraman kuah sup seperti ini, banyak sekali. "Saya malah bangga kalau penjual sate ini makin banyak. Saya bangga karena hasil racikan saya sekarang jadi ciri khas sate di Pontianak," ucapnya.


KWETIAU ANTASARI

Kalau soal ketenaran, kwetiau Pontianak memang oke. Coba Anda jalan-jalan di Jakarta atau beberapa kota besar, ada saja kita temukan restoran yang mengklaim miliknya sebagai kedai kwetiau pontianak.

Kepopuleran kwetiau Pontianak memang sudah sampai ke mana-mana. Masakan dari negeri Cina ini umumnya dijual di malam hari. Coba saja berjalan-jalan sepanjang Jl. Ir. Haji Juanda, Jl. Antasari, dan Jl. Pattimura. Di sana berderet cafe kaki lima yang ditata seperti di negeri Hongkong. Di antara menu-menu masakan cina yang ditawarkan, seperti nasi goreng, ayam mabuk, ayam asap, bebek panggang, dan udang peking, selalu saja tersedia kwetiau yang mengundang selera itu. Sungguh aneh bila Anda tak tergoda. Karena aromanya sangat khas dan menggiurkan.

Kwetiau yang ditawarkan bermacam-macam, yakni kwetiau goreng, kwetiau rebus, sampai kwetiau siram. Kwetiau goreng tak beda dengan mi goreng, dengan campuran sayuran (sawi dan taoge) serta aneka daging dan jeroan. Sementara kwetiau rebus adalah kwetiau yang dimakan bersama kuah, kadang ditambah dengan bakso. Nah, yang banyak peminatnya adalah kwetiau siram. Mula-mula kwetiau ditumis dulu dalam sedikit minyak dan sedikit bumbu, kemudian disiram dengan kuah kental.

Kuah kentalnya berisi sayuran, daging-dagingan, dan aneka jeroan. Rasanya? Bukan main! Apalagi jika disantap selagi panas.
MANISAN DORONG DAN MANISAN KERING

Manisan dorong memanfaatkan buah-buahan yang banyak terdapat di Pontianak, seperti nanas, bengkuang, pepaya, ceremai, jambu bol, jambu air, asam payak (buah asam yang bulat, warnanya cokelat), dan asam buih (serupa dengan asam payak, cuma ukurannya lebih kecil).

Salah seorang penjual, Iwan, mengatakan buah yang digunakan murni buah segar. Kondisinya pun harus masih segar dan bagus. Buah segar tadi kemudian disetup dengan air gula dan pewarna.

Satu bungkus manisan dorong dijual seharga Rp 500. Banyak manisan tiap bungkus kurang lebih 100 gram. Sedangkan untuk asam payak dan asam buih harganya Rp 1.500 , isinya sekitar 4 - 5 buah.

Selain manisan dorong yang basah, di Pontianak juga dijual manisan kering. Kota ini cukup banyak memiliki penjual manisan kering. Hingga Anda tak perlu aneh kalah mendapat oleh-oleh manisan kering dari kerabat yang baru pulang dari Pontianak. Karena meski bukan makanan khas kota itu, manisan kering betul-betul marak di sana.
Menurut Ali, penjual manisan kering di Pasar Nusa Indah, manisan kering umumnya didatangkan dari Kuching, salah satu negara bagian Malaysia. Jumlah jenisnya tak tanggung-tanggung. Ada 50 jenis! Mulai dari salak, mangga, ceri, aprikot, jambu, mangga, apel, persik, plum, dan sebagainya.

Tentu manisan kering tidak hanya bisa diperoleh dari Kuching. Tetapi manisan dari Kuching memiliki kriteria tersediri. Selain rasanya mantap, renyah pula jika dikunyah. Rata-rata manisan dijual antara Rp. 10 sampai 25 ribu per kilonya. Sekali ambil, Ali membeli kurang lebih 50 kilogram untuk tiap buahnya. Manisan sejumlah itu baru habis dalam satu atau dua minggu , Namun menjelang hari raya biasanya Ali sudah menyiapkan stok manisan 3 - 5 kali lebih banyak.




BURSA OLEH-OLEH JUANDA

Mau cari oleh-oleh di Pontianak? Datanglah ke Jl. Pattimura. Di sepanjang bahu jalan berderet kios makanan yang menjajakan makanan khas Pontianak berikut makanan khas dari kabupaten lain di Kalimantan Barat. Salah satunya milik Bpk. Chandra yang sudah membangun kiosnya sejak tahun 80-an. Di kiosnya, Anda bisa memilih antara lain, lempok, manisan kering, aneka kerupuk, terasi, keripik ikan, ebi, ikan asin, sampai bawang putih segar.

Harga makanan amat bervariasi. Misalnya kerupuk ikan belida kualitas paling baik, per bungkus harganya Rp. 35 ribu, lempok per kilogram dijua Rp. 25 ribu. Ini untuk kualitas yang kurang. Sementara untuk kualitas tinggi, harganya Rp.35 ribu. "Yang tinggi kualitasnya, bahannya lebih asli," jelas Chandra.

Umumnya pembeli yang datang, membeli lempok dan kerupuk ikan belida. "Lempok dagangan saya dijami asli karena dibeli langsung di pembuat yang selalu menjaga mutu dan keaslian produk buatannya" tegasnya.

Chandra membeli lempok dalam kemasan kaleng lalu membagi dan membungkusnya sendiri. Sedangkan kerupuk ikan belida dibeli langsung di daerah Sambas dan Singkawang. Rasanya memang lebih gurih.

Selain ikan belida, Anda dapat membeli jenis kerupuk lain. Misalnya, kerupuk udang. "Bahkan dulu sebelum ikan arwana belum dikramatkan, kami pernah menjual kerupuk ikan arwana. Rasanya juga, lezat, lo."


AYAM PANGGANG SUGEBAN

Ekspansi di bidang makanan dari negara tetangga Malaysia turut memeriahkan nuansa hidangan kota Pontianak. Ayam panggang Sugeban yang berlokasi di Jl. Teuku Umar, misalnya, sebetulnya ciri khas negara Malaysia. Satu porsi ayam sugeban terdiri dari sepotong ayam panggang, nasi, sambal, dan lalapan. Harganya Rp. 8000. Anda juga bisa membeli per ekor yang dijual Rp. 35 ribu.

Ciri khas ayam ini terletak pada sambalnya. Yang meracik sambal adalah sang pemilik sendiri, Ibu Sumiati. Bahannya terdiri dari cabai merah kering, gula merah, dan air jeruk limau.

Begitu sedapnya sambal buatannya, hingga sambalnya selalu lebih dahulu habis ketimbang ayamnya. "Soalnya, pembeli tidak sungkan-sungkan minta tambah sambal kalau kesedikitan," kata karyawan yang biasa melayani pengunjung. Selain ayam berikut sambalnya, cah kangkung belacan (kangkung yang ditumis dengan sambal terasi) merupakan sayur favorit. Konon, nasi berikut ayam, dan kangkung, merupakan hidangan yang klop dan serasi.

Kedai ini buka dari pukul 10 hingga pukul 21.00. Selama jam-jam itu, pengunjung selalu penuh. Makanya, sang pemilik selalu mengimbau agar mereka memesan lebih dulu via telepon 1 jam sebelum datang.


AIR TAHU DAN SARI KACANG HIJAU PONTIANAK THEATRE

Pontianak tak cuma terkenal dengan makanannya. Ada juga minuman yang bikin kita ketagihan. Salah satunya adalah air tahu dan sari kacang hijau. Minuman ini bisa diperoleh antara lain di Jl. Pattimura. Lokasinya berdekatan dengan gedung bioskop Pontianak Theatre. Walaupun gedung bioskopnya sendiri sudah lama tutup, tetapi namanya tetap jadi embel-embel minuman ini.

Irwan, pedangan minuman ini mengaku sudah berjualan di sana sejak tahun 80-an. Setiap hari ia mampu menjual 30 liter hingga 35 liter air tahu dan sari kacang hijau.
Walaupun sarana berdagang yang digunakan hanyalah gerobak sederhana, tetapi pembeli tidak pernah putus mengerubunginya. Bahkan ada saja pembeli dari luar kota seperti Sungai Pinyuh, Sungai Ambawang, dan kota kecil lain yang berdekatan dengan Pontianak.

Makanya bila Anda ingin juga mencicipi minuman ini, datanglah sepagi mungkin (buka pukul 09.00). Karena minuman jualan Irwan selalu tandas setelah 4 jam.

Apa, sih, yang dimaksud dengan air tahu? Minuman ini tak beda dengan minuman kembang tahu yang sering dijual berkeliling. Rasanya seperti tahu lembut. Kalau kita membeli, sang pedagang akan menyendoki tipis-tipis ke dalam mangkuk hingga sepenuh mangkuk. Kemudian disiram dengan larutan gula putih. Di atasnya ditaburi gula pasir atau irisan gula merah. Bedanya dengan minuman kembang tahu yang selama ini kita kenal, kembang tahu disiram gula merah yang dimasak bersama jahe. Semangkuk air tahu dijual seharga Rp. 500, tetapi jika ingin menikmati dalam porsi besar, harganya Rp. 1.000.

Selain air tahu, sari kacang hijau buatan Irwan pun banyak dicari orang. Aromanya harum pandan. Segelas sari kacang hijau dijual Rp. 1.000. Harga jual memang sengaja ditekan agar pembeli tidak lari. "Kalaupun ada kenaikan bahan, naiknya tidak lebih dari 300 perak," janjinya.

Yang penting, bagi saya, lanjurnya, kepuasan pembeli. "Makanya kualitas bahan tetap saya utamakan. Tentu saja ditambah pelayanan. Kalau resepnya, sih, tidak istimewa, kok," kata Irwan tertawa. sdp@Tulisan dan foto, kiriman Tono

Dicopy dari www.sedap-sekejap.com oleh Sujiwo.

Posted by imelda :: 3:26 PM :: 0 comments

Post / Read Comments

---------------oOo---------------