BoGaRiA
Tuesday, May 02, 2006 Jalan-jalan ke Tasikmalaya & Garut

KUPAT TAHU

Garut boleh dibilang kota kupat tahu. Tak terbilang jumlah pedagang kupat tahu di kota ini. Salah satu pedagang yang sudah terkenal sejak lama ada di jl. Ciledug. Ahmad gozali, sang penjual kondang itu sudah berjualan sejak tahun 1970. Pertama kali berjualan Ahmad hanya bermodalkan pikulan yang ia jajakan di sekitar jalan Ahmad Yani. Baru sekitar tahun 1980 dia menetap di jl. Ciledug. Kupat tahu yang sangat terkenal ini hanya berisi ketupat dan tahu yang dipotong-potong lalu diberi bumbu kacang. Biasanya para pembeli akan ditanya, apakah berniat memakai acar atau tidak. Acarnya terdiri dari wortel dan ketimun. Bisa juga tanpa acar, tetapi memakai taoge. Satu porsi kupat tahu dijual Rp 4.500, terkadang dia juga melayani pembeli yang hanya ingin membeli setengah porsi. Karena satu porsi kupat tahu memang sangat banyak.

Dalam sehari ia mampu menghabiskan sampai 20 ikat ketupat. Satu ikat ketupat terdiri dari 4 buah ketupat.Dengan dibantu oleh dua orang teman, warung makannya buka dari pukul 08.00 sampai pukul 20:00. Namun bila sedang ramai pembeli, warungnya baru bisa tutup sekitar pukul 16.00.

Keistimewaan kupat tahu Gozali, tahunya selalu panas. Jadi, sedap bila disantap dengan taburan cabe bubuk dari cabe rawit kering yang ditumbuk sendiri



BOLU KOJA

Pedagang kue tradisional yang ada di pasar Mandala Giri Garut memang sangat banyak, namun cuma ada satu penjual yang menjual kue bolu koja. Ibu Suhana sudah berjualan di pasar itu sejak 30 tahun yang lalu.

Kue bolu yang berbentuk lingkaran dengan diameter 7 cm ini terbuat dari bahan tepung terigu, gula jawa, dan kelapa. Memang bolu koja, termasuk jajanan khas kota Garut yang sudah jarang penjualnya. Makanya tak heran kalau bolu koja Suhana tetap banyak

pengemar. Dengan bemodalkan pikulan yang dibawa oleh anaknya, Suhana bisa menjual bolu koja sampai 100 bungkus. Harga per bungkusnya dijual Rp 2.000. Ibu 4 anak ini mulai berjualan dari pukul 06.00 sampai pukul 16.00



SOTO AYAM TASIK

Soto ayam yang ada di sekitar kota Tasikmalaya kebanyakan berasal dari daerah Empang, Tasik. Sebetulnya soto ayam Tasik tidak berbeda dengan soto ayam pada umumnya kecuali dalam isi. Soto ayam Tasik memang hanya berisi daging ayam kampung yang disuir lalu disiram kuah bersantan.

Nah, kalau Anda tertarik dengan soto ini, kunjungilah kedai soto Pak Adang yang ada di jalan Empang. Kedai ini sudah ada sejak 15 tahun yang lalu. Dengan dibantu seorang putrinya, Adang mulai buka dari pukul 05.00 sampai pukul 22.00. Satu porsinya dijual seharga Rp 6.000 .

Dalam sehari Adang bisa menjual sekitar seratus porsi lebih,dan menghabiskan 10 sampai 15 ekor ayam kampung. Selain soto ayam, Adang juga menjual soto daging dan babat.

SATE SAPI & SATE DOMBA

Mau cari sate sapi di Tasik? Sama sekali tidak susah. Penjual sate sapi dan domba tidak sedikit jumlahnya. Coba saja pergi ke Jl. Empang Sari. Di sana berjejer tukang-tukang sate. Salah satu penjualnya adalah Bpk. Masna. Ia sudah berjualan sejak tahun 1985.

Sate sapi buatan Masna cukup lezat dan membuat ketagihan. "Soalnya sebelum dimasukkan dalam tusuk sate, dagingnya saya rendam dulu dalam aneka campuran bumbu sampai daging berwarna kuning," kata Masna yang biasa menggunakan daging has itu. Dalam sehari ia bisa menjual sekitar 700 tusuk sate domba dan sapi. Bahkan pernah sampai 2.000 tusuk dalam sehari, dari pukul 14.30-pukul 24.00. Pegawai Masna ada 3 tiga orang.



NASI KUNING

Nasi kuning buatan Wawan sudah terkenal di jalan Ranggalawe. Nasi yang terdiri dari nasi kuning, telur dadar iris, serta kering tempe dan kacang tanah. Terkadang tempe diganti dengan bihun agar pembeli tidak merasa bosan.

Sebelum berjualan di jalan Ranggalawe, Wawan pernah berjualan di depan supermaket Yogya. Namun karena penjual nasi kuning di sekitar situ tidak sedikit jumlahnya, dia mencoba pindah ke lokasi yang sedikit penjual, namun ramai pembeli. Akhirnya, lulusan STM ini berjualan di jalan Ranggalawe. Nyatanya pilihan Wawan sungguh tepat. Kini ia bisa menghabiskan sekitar 15 sampai 20 liter beras. Satu piring nasi kuning dijualnya Rp 2.500.

Dari tamu-tamu hotel yang terdapat di sekitar tempat mangkal Wawan, sebenarnya telah berulangkali meminta Wawan berjualan sampai malam. Selama ini warungnya sudah tutup sampai pukul 16.00. Namun sejauh ini Wawan belum bisa mengabulkan keinginan para pelanggannya itu. "Sebetulnya nasi kuning saya biasa, lo. Cuma bumbunya saya lebihkan supaya rasanya lebih oke," terangnya.

ES KELAPA MUDA & KOPYOR

Berdagang di depan Masjid Agung Garut sejak 10 tahun yang lalu, Salimin bergabung dengan para pedagang es kelapa lain yang jumlah cukup banyak.

Salimin menjual es kelapanya seharga Rp 2.000 per gelas, sedang untuk satu buah kelapa, dijualnya Rp 7.000. Salimin mulai berjualan dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Dalam sehari ia bisa menghabiskan sekitar 20 sampai 30 butir kelapa. Bahkan lebih di musim kemarau.

Es kelapa yang dijual di Tasikmalaya ini agak berbeda dengan es kelapa yang kita kenal. Sirupnya bukan dari sirup gula biasa, tetapi sirup gula merah lalu es disajikan bersama susu kental manis.


DODOL PICNIC GARUT

Bermula dari keinginan H.Iton Damiri yang masih ingin bekerja sekembalinya dari pengungsian perang kemerdekaan. Ia terpikir untuk membuat dodol. Tahun 1949 dimulailah usaha itu. Yang dilibatkannya cuma 5 orang karyawan. Perusahaan dodol keluarga itu diberi nama Halimah, nama salah satu keluarganya.
Kini perusahaan dodol milik Iton sudah berkembang pesat. Namanya diganti menjadi Dodol Picnic. Karyawannya pun sudah berjumlah 200 orang. Jenis dodol pun dibuat variatif, dari buah-buahan, kecang, cokelat, dan banyak jenis lainnya. Pemasaran Dodol Picnic hampir ke seluruh Indonesia, seperti Medan, Surabaya, dan kalimantan. Bahkan salah satu perusahaan penerbangan Indonesia juga memakai Dodol Picnic sebagai penganan untuk penerbangan di musim haji.

Dalam sehari pembuatan Dodol Picnic bisa menghabiskan 3 ton beras ketan, 4 ton gula merah, dan 2.000 butir kelapa. Dodol Picnic sekarang juga sudah mempunyai anak usaha binaan yang khusus menjual penganan khas Garut. Prima Rasa, nama toko itu, terletak di Jl. Ciledug Garut. Penganan itu pun berlabel Picnic.



PINDANG & PAIS IKAN MAS

Pindang dan pais ikan mas Ma Ecot sudah terkenal di Garut, khususnya daerah Cikajang Garut. Usaha ini sudah mulai dirintis Ma Ecot sejak tahun 1965. Lima tahun kemudian diteruskan oleh anaknya.

Sekarang rumah makan Ma Ecot pindah ke daerah Nagrek, kira kira 36 km dari kota Bandung. Tak tanggung-tanggung jumlah rumah makan Ma Ecot sekarang. Semuanya ada 4, masing-masing dipegang oleh anaknya yang berjumlah 4 orang.

Pindang ikan mas maecot sangat empuk sampai ke tulang tulang, karena proses pembuatannya cukup lama, Pernah dicoba untuk mengganti ikan mas dengan jenis ikan lain,namun menurut Ma Ecot dan keempat anaknya, ikan maslah yang paling cocok untuk dipindang dan dipais (dipepes).

Satu ekor pindang dijual dengan harga Rp 5.000 dan pais Rp 6.000. Dalam sehari pembuatan pindang bisa menghabiskan sekitar 50 kg ikan. Sedang untuk pembuatan pais hanya menhabiskan 30 kg ikan. Tapi jumlah itu tidak tentu juga "Kita bahkan pernah menghabiskan 80 kg ikan, " aku Oni, menantu Ma Ecot. Makanya tak usah heran bila penghasilan mereka bisa mencapai Rp. 2 juta dalam sehari..

Untuk menjaga kepuasan pelanggan, ikan yang dipakai tidak sembarangan. "Saya mendatangkannya dari Tasikmalaya, tempat peternak ikan yang baik," ucap Oni. sdp@Rynol Sarmon

Dari www.sedap-sekejap.com Sujiwo.

Posted by imelda :: 3:30 PM :: 0 comments

Post / Read Comments

---------------oOo---------------