BoGaRiA
Tuesday, May 02, 2006 Jalan-jalan ke Makassar

COTO MAKASAR

Hampir tiap daerah di Indonesia memiliki soto. Ada yang sepintas mirip, tetapi ada pula yang berbeda. Cotto makasar adalah salah satu soto yang agak berbeda dari soto-soto yang ada di daerah lainnya. Kuah cotto dibuat agak keruh. Penyebabnya adalah penambahan kacang yang digiling halus. Isinya berupa jeroan dan daging sapi. Soto yang hangat lezat ini dihidangkan bersama irisan lontong.

Anda yang gemar menikmati soto, dijamin bakal dimanjakan di Ujung Pandang karena yang namanya cotto makasar bertebaran di mana-mana.Hampir di tiap sudut kota bakal Anda temukan satu atau dua pedagang cotto. Kedai mereka diberi nama sesuai dengan nama jalan tempat mangkal dagangan mereka. Bahkan kini di mall pun kita bisa menjumpai kedai yang khusus menjual cotto makasar.

Saking banyaknya yang menjajakan cotto, kita agak sedikit bingung untuk memilih mana yang sesuai dengan selera kita.

Salah satu pedagang cotto makasar yang sangat ramai pembeli dan sudah lama beroperasi adalah Cotto Nusantara. Lokasinya memang di Jl. Nusantara, tepatnya di depan pelabuhan peti kemas Makasar.

Konon Cotto Nusantara sudah ada sejak 30 tahun yang lalu. H Tutu, nama pemilik tempat tersebut, dibantu istrinya, Hajah Salawati Daeng Senga, meneruskan usaha yang terlebih dahulu di rintis oleh orang tua Tutu. Begitu ramainya warung ini, bahkan ketika masih siap siap pun, beberapa pembeli sudah duduk, menunggu dengan sabarnya. Padahal warung ini buka sejak pukul 07. 30 dan baru tutup sampai dagangannya habis. "Ya, kira-kira pukul 10 malamlah," kata Tutu.

Semangkuk cotto dijual Tutu seharga Rp 4.000. Tidak malah juga sebetulnya untuk semangkuk soto berisi daging, jeroan, dan lontong. Mungkin karena harganya, mungkin juga karena kelezatannya, cotto makasar buatan Tutu ini laku keras. Makanya sehari ia harus bisa menyediakan 60 kilogram daging ,jeroan, dan lidah.



SOP KONRO & SOP SODARA

Ada lagi sejenis soto yang juga banyak dicari orang saat berkunjung ke Ujung Pandang. Namanya sop konro dan sop sodara.Bagi mereka yang tidak biasa, kedua nama ini memang agak asing. Tetapi di Jakarta pun sop konro termasuk sop yang banyak penggemarnya.

Kedua sup ini sebetulnya tidak berbeda jauh. Sop konro isinya daging sapi, sementara sup sodara berisi jeroan, terutama babat. Di dalamnya juga ditambahkan perkedel. Uniknya sop konro, daging sapi disuguhkan bersama tulangnya yang besar-besar hingga begitu tersaji di depan kita, kelihatan amat menggoda. Meski disajikan

berikut tulang, tidak berarti kita akan kesulitan menyantapnya, lo.
Begitu masuk mulut, daging akan terlepas dengan sendirinya. Keduanya sama-sama disantap bersama kuah panas yang dibuat dari berbagai macam bumbu serta kluak dan kacang merah yang dilumatkan.

Bagaimana dengan sop sodara? Ternyata penamaan sop yang juga sama lezatnya ini punya cerita tersendiri. Para penjual sendiri yang memberi nama karena umumnya para penjual ini berasal dari daerah yang sama yakni daerah Pangkep. Karena mereka merasa bersaudara maka sop dagangan mereka diberi nama sop sodara. Para pedagang ini menggelar dagangannya di depan lapangan bola Karebosi, Jl. Jend. Ahmad Yani. Mereka sudah kira kira 20 tahun

Untuk mencicipi sop konro, Anda cukup menyediakan uang Rp 9.000, sementara sop sodara harganya Rp 5.000. Salah satu warung tenda penjual kedua macam sup ini adalah milik Ny. Nina. Warung ini buka sejak pukul 10 pagi hingga tengah malam. Warung ini bukan main larisnya. "Saya harus menyediakan 10 ekor sapi yang diambil tulang iganya saja," Jelas Nina.

Sedang untuk sop sodara, Nina hanya menyediakan 10 kilogram daging dan 5 kilogram isi perut. Jangan kaget, Nina bisa mengantungi Rp 800.000 sehari. "Tapi kalau bulan puasa bisa lebih banyak lagi," kata ibu beranak tiga ini bangga.

ES PALUBUTUNG

Kalau kita ke Ujung Pandang,sungguh keliru kalau kita tidak mencicipi es palubutung. Es ini sangat unik dan khas. Isinya berupa pisang yang disajikan dengan bubur sumsum, lalu diberi susu, sirup , dan es. Wah, segarnya! Dahaga kita karena berada di udara yang terik di Ujung Pandang dengan serta merta menguap. Harga permangkuk hanya Rp. 2000. Masih ada penjual es lain yang juga digemari masyarakat asli sana mapun pendatang dan turis, yakni es pisang ijo.
Salah satu pedagang es palubutung yang sampai sekarang masih bertahan ada di Jalan Veteran Utara. Bpk. Abdul Hami, namanya. Ia mengaku telah berjualan es palubutung selama 20 tahun, meneruskan usaha ayahnya. Warung tenda esnya sudah buka sejak pukul 10.00 sampai pukul 20.00. Dalam sehari Hami mengaku bisa menghabiskan sampai 20 sisir pisang kepok. Tiap sisir bisa menjadi 10 mangkok es palubutung.

PISANG HIJAU & ES PUTAR
Seperti telah diuraikan di atas, selain es palubutung, es pisang ijo juga memiliki penggemar. Kedua macam es ini banyak kita temukan di depan Benteng Fort Rotterdam. Di situ juga tersedia aneka macam es seperti es buah dan es putar. Es pisang ijo tidak berbeda jauh dengan es palubutung. Cuma pisang yang dibalut adonan tepung, bukan pisang kepok, tetapi pisang manis. Irisan pisang ini disajikan bersama bubur sumsum, sirup, dan es serut. Rasanya? Wah, segar nian!



PISANG EPEK
Orang Ujung Pandang tampaknya amat pandai memanfaatkan penghasilan alamnya. Pisang, salah satunya. Selain dibuat es, pisang juga dijadikan penganan selingan nan lezat. Pisang epek namanya. Sebetulnya pisang epek tak lain hanyalah pisang bakar, tetapi istimewanya bikin kita ketagihan. Bayangkan, pisang yang sebelum dibakar, dijepit lebih dahulu ini ini disuguhkan dengan taburan kelapa dan disiram kinca gula merah dan duren. Bisa Anda bayangkan, kan bagaimana lezatnya gula merah yang dipadu dengan durian?
Anda tak perlu merogoh kantong terlalu dalam untuk menyantap pisang epek. Dengan Rp. 2.500 Anda sudah dapat satu porsi pisang. Isinya 3 buah pisang atau 4 buah kalau pisangnya berukuran kecil. Pisang yang digunakan bisa pisang kepok atau pisang manis. Pedagang pisang epek banyak sekali. Salah satunya ada di depan Tugu Pahlawan. Penjualnya, Pak Arsad mengaku sudah berjualan sejak 10 tahun yang lalu. Dalam sehari Arsad bisa menjual 15 sisir pisang. Apa rahasia sukses Arsad? "Saya pandai memilih pisang. Pisang yang dipakai jangan yang terlalu matan. Kecuali lebih enak, bentuknya pun bagus karena tidak pecah sewaktu dijepit," ungkapnya.

PEDAGANG KELAPA MUDA
Masih haus? Jangan khawatir, ada pedagang kelapa muda di sepanjang jalan. Bahkan dipagi hari pun pedagang kelapa muda sudah mulai beroperasi. Mereka menggelar dagangannya sejak 08.00 sampai pukul 7 malam. Umumnya para pedagang itu sudah berjualan sejak 25 tahun yang lalu. Kelapa muda yang disuguhkan dibelah dulu lalu diberi sirup. Uniknya, jenis sirupnya bermacam-macam. Anda boleh memilih salah satu yang Anda sukai. Tentu saja sebelum disajikan, kelapa muda tadi dibubuhi es dulu. Harga per buah hanya Rp. 2.500. Dalam sehari para pedagang itu bisa menghabiskan sekitar 50 buah kelapa. Asal tahu saja, kelapa-kelapa pelepas dahaga dari udara terik ini didatangkan dari daerah Bulu Kumbah.


ANEKA HIDANGAN TEPI PANTAI LOSARI
Berniat jalan-jalan ke Pantai Losari? Tak perlu takut kelaparan. Di sepanjang Jl Metro Tanjung Bungo ini kita akan banyak menemui deretan penjual aneka makanan dan minuman yang memenuhi dua ruas jalan itu. Ada sekitar 150 pedagang yang berjualan di sana. Makanan yang dijual pun beraneka ragam dari makanan khas makasar sampai aneka ikan ikan laut, seperti pisang epek, sop konro, cotto makasar, dan ikan bakar. Pendeknya di samping keindahan alam, perut kita juga ikut dimanjakan
Jus markisa merupakan oleh-oleh yang selalu dijinjing orang, tak peduli di daerahnya sendiri jus ini mudah ditemukan. Merk yang paling sering dicari adalah bintang dunia dan bola dunia. Pembuat jus dengan merek di atas adalah Edwin Andreas. Ia memulai usahanya tahun 1970. Ia bukan perintis usaha ini. Orang tuanyalah, King andris yang memulai usaha ini sejak tahun 1961.

Meski saingan tak sedikit, namun jus markisa buatannya tetap berkibar. "Kuncinya ya, menjaga mutu. Buahnya harus bagus," kata Edwin.

Awal kali yang dibuat hanya satu merek yaitu Bintang Dunia,namun karena banyaknya permintaaan pasar dan harga jual yag mulai mahal, terpikir untuk membuat jus markisa yang lebih terjangkau harganya. Maka diciptakanlah Bola Dunia dengan harga yang lebih murah, namun kualitasnya tidak kalah dengan Bintang Dunia.

Jus markisa buatan Edwin dijual dalam 3 macam kemasan. Botol tritop dengan isi 3 botol kaca berukuran masing-masing 315 ml Rp 45.000, Botol jenefer dengan isi 2 botol kaca, masing-masing berukuran 1/2 liter, Rp 50.000. Sedang botol pet dengan isi 1 botol plastik berukuran 2 liter dijual dengan harga Rp 75.000.

Edwin dibantu oleh 25 orang karyawan. Mereka bahu-membahu hingga bisa menghasilkan 12 kali produksi tiap hari. Satu kali produksi menghasilkan 144 liter. Markisa yang dijual dalam sehari bisa mencapai 600 liter. Mereka juga menyediakan servis lebih. Kalau Anda tak mau membawa sendiri, tulis saja pesanan Anda berikut alamat lengkapnya. Maka pesanan Anda akan sampai di tempat yang dituju. Sayangnya, yung boleh dipesan hanya kemasan botol tritop dan jenefer saja. sdp @ teks & foto: Rynol Sarmond

Dicopy dari www.sedap-sekejap.com Sujiwo.

Posted by imelda :: 3:44 PM :: 0 comments

Post / Read Comments

---------------oOo---------------