BoGaRiA
Tuesday, May 02, 2006 Jalan-jalan ke Pati

NASI GANDUL

Bagi Anda nasi gandul mungkin masih asing, tetapi di Pati nasi ini amat terkenal. Asalnya dari Desa Gajah mati. Banyak penjual nasi gandul di sudut-sudut kota Pati yang berudara cukup panas ini. Kelezatannya bikin kita selalu kepingin menyantapnya kembali.

Salah satu warung nasi gandul yang selalu ramai pembeli adalah nasi gandul Bpk. Sardi. Bukan cuma di Pati nasi gandul buatan Sardi populer. Di Kudus dan Semarang pun orang yang mengenal nasi gandul, pasti menghubungi nasi dengan siraman daging ini dengan nama Sardi. Hingga tak heran warung ini sangat ramai, terutama di hari libur. Warungnya dipenuhi oleh mereka yang ingin menghilangkan lapar sampai yang ingin bernostalgia dengan masakan khas Pati karena lama tinggal di luar kota.

"Saya yang pertama kali mempelopori berjualan nasi gandul," aku lelaki berumur sekitar 60 tahun ini. Sekitar 24 tahun yang lalu Sardi mulai berjualan dengan menggunakan pikulan dari bambu secara berkeliling. Sekitar tahun 1994 barulah Sardi menyewa kedai. Kedai itu kini sudah jadi miliknya
Yang dimaksud nasi gandul sebetulnya cuma nasi yang disiram kuah cokelat lalu diberi potongan empal. Lantas mengapa dinamakan nasi gandul? "Karena nasi tidak langsung disajikan di piring, tetapi di alasi daun pisang (gandul= mengambang, Red)," jelas Sardi.

Pengunjung yang makan tidak perlu mencari-cari sendok makan karena Sardi tidak menyediakan sendok makan, melainkan daun pisang yang dilipat dua, difungsikan sebagai sendok. Harga sepiring nasi gandul Rp.3.500. Selain nasi gandul, di warungnya Anda juga bisa memilih empal daging, ayam goreng, dan tempe goreng. Tentu untuk pilihan tadi, Anda harus membayar ekstra. Setiap hari Sardi dibantu oleh 6 orang pegawai. Mereka membuat nasi dari 15 kilogram beras dan empal dari 30 kilogram daging. Warung Sardi buka dari pukul 17.00 sampai pukul 21.00.

Jangan kaget, penghasilan Sardi bisa mencapai Rp. 1,5 juta sehari. "Di hari libur, sih, lebih banyak lagi," katanya bangga. Karena kepiawaiannya membuat nasi gandul, Sardi pernah dikirim mengikuti lomba masak masakan khas Jawa Tengah tingkat kabupaten. Hasilnya luar biasa, ia menjadi juara satu hingga berhak mewakili Jawa Tengah ke ajang perlombaan masakan khas Indonesia yang popular dan inovatif yang diadakan oleh Departemen Pariwisata. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Sardi mengantongi juara Harapan 10


PETIS KAMBING

Kok, masakan Jawa Tengah menggunakan petis? Bingung, kan? Petis kambing made in Pati ini memang tidak memakai petis. Tetapi warnanya memang cukup gelap. Sebetulnya petis kambing tidak berbeda dengan gulai. Cuma ke dalamnya dimasukkan tepung beras yang disangrai sampai cokelat.

Petis kambing berasal dari desa Runting, sebelah Utara kota Pati. Adalah Bpk. Sambia yang menjual petis kambing terkenal di Pati. Usaha petis kambing ini kini diteruskan oleh istrinya, Bu Rasmi. Warungnya sudah mulai beroperasi sejak tahun 1965. Petis kambing Rasmi dibuat di rumah dan dijajakan langsung di rumah. Buka dari pukul 10 sampai pukul 13.00, terkadang di kala ramai, pukul 11.00 pun sudah ludas. Dibantu dengan 5 orang pegawai, termasuk anaknya sendiri, Rasmi bisa menghabiskan sekitar dua panci petis kambing. Tiap satu panci bisa dibuat 100 porsi. Anda betul-betul bisa berhemat bila makan di warung Rasmi. Bayangkan, satu porsi petis kambing cuma Rp. 500! Selain petis kambing Rasmi juga menyediakan sate kambing.


GETUK RUNTING

Walaupun getuk bukan termasuk jajanan khas pati, namun cukup banyak peminatnya. Di jalan Pati Tayu, kira kira 4 km dari kota Pati, tepatnya Desa Runting, kita akan menemukan warung yang menjual getuk. Usaha pembuatan getuk ini sudah ada sejak tahun 1960 yang lalu. Pelopornya Bpk. Jaeman. Sekarang usahanya diteruskan oleh anaknya, Bpk. Suri. Ia dibantu oleh istri dan kedua anaknya.

Sehari ia bisa menghabiskan sekitar 50 kg singkong matang yang ditumbuk sampai halus. Getuk kemudian disajikan dengan taburan kelapa dan serundeng atau kinca (sirup gula merah). Anda dipersilakan memilih salah satunya. Kudapan ini pun tidak membuat Anda miskin karena per getuk, Anda cukup mengeluarkan Rp 500.


PUTU BUMBUNG

Sepanjang jalan Panglima Sudirman berjajar tukang-tukang putu bumbung. Salah satunya mangkal di depan apotek Eka. Bpk. Sugiman sudah berjualan putu bumbung sejak tahun 1976. Awalnya ia berkeliling kota menjajakan dagangannya. Tetapi setahun kemudian, ia memutuskan mangkal di depan apotek Eka. "Apotek ini mengizinkan saya jualan di sini karena kata mereka, kue putu bumbung buatan saya enak," kisahnya.

Putu bumbung Sugiman mulai dijual sejak pukul 17.00 sampai pukul 21.00. Dalam sehari ia bisa menjual sekitar 250 buah kue putu. Untuk itu ia harus menyediakan 6 kilogram beras yang ditumbuk jadi menir (tepung beras yang kasar). Harga sebuah kue putu bumbung cuma Rp 200. Ukurannya cukup mini. Karena Sugiman memakai bambu jenis tali (bagian pucuk). Ukuran bambu berdiameter 3 cm



JAJANAN DI ALUN-ALUN

Ada sekitar 50 pedagang yang menjual aneka makanan di sepanjang alun alun, depan Masjid Baitunnur. Jajanan yang dijual pun beraneka ragam dari makanan khas Pati sampai aneka gorengan. Para pedagang mulai menjajakan dagangannya sekitar pukul 16.00 sampai pukul 23.00. Kalau sedang tidak hujan, pedagang bisa berjualan sampai pukul 24.00, bahkan lebih.
PUJATI (Pusat Jajan Pati)

Di dekat Pasar Puri kita akan menemukan pusat jajan serba ada. Ada sekitar 20 kios yang berjualan di area parkir Gedung Olahraga Pati. Makanan yang dijual pun sangat beragam, dari aneka soto sampai makanan hasil laut. Pusat jajan ini buka dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 01.00. Juga di sediakan tenda tenda bagi yang ingin makan di luar kios .




SOTO AYAM KEMIRI
Salah satu penjual soto ayam kemiri adalah Bpk. Parman. Ia mulai menjual soto sejak tahun 1977 secara berkeliling, tetapi mulai tahun 1995, Parman mulai menetap. Soto ayam ini berasal dari desa Kemiri, sebelah timur Pati. Para pedagang soto ayam lainnya pun kebanyakan dari desa kemiri. Dalam sehari berjualan. Parman bisa meghabiskan sekitar 15 ekor ayam.

Warung soto ini buka dari pukul 16.00 sampai pukul 22.00. Soto buatan Parman memang lezat. Keharumannya pun khas sekali karena masih dimasak dengan kayu bakar. "Ini memang ciri khas penjual soto kemiri," katanya. Soto kemiri tidak berbeda dari soto ayam lainnya hanya menggunakan kemiri dan kencur. Rasanya hangat dan gurih.


SATE KELINCI

Ingin makan sate kelinci khas Pati? Singgahlah di Jl. Soedirman, tepatnya di depan Kantor Kejaksaan. Mas Acil, nama penjualnya yang juga kebetulan pegawai di kantor kejaksaan.

Acil baru memulai usaha sejak 2 tahun yang lalu. Rasa sate yang dijual adalah penggabungan resep sate kelinci dari banyak penjual sate kelinci lainnya. Berkat keahliannya dalam menggabungkan dan menambah rasa, kini sate kelinci yang dijual Acil ini jadi makanan alternatif yang banyak dicari oleh orang orang.

Buka dari pukul 16.00 sampai sehabisnya. Selama waktu itu ia bisa menghabiskan 14 ekor kelinci. Satu kelinci bisa jadi 40 tusuk. Per porsinya harganya Rp 6.000. Bukan cuma sate yang dijual di warung yang berpegawai 5 orang ini. Mereka juga menyediakan sop tulang kelinci dan asem asem. Karena saking banyaknya pembeli dan permintaan, Acil juga membuka cabang di Jl. Kolonel Sunandar. Kelinci yang digunakan Acil langsung dari kelinci yang diternak sendiri. "Saya tertarik menjual sate kelinci , kan, karena semula memang beternak kelinci," ucapnya.

Konon daging kelinci bisa menyembuhkan penyakit lever, kuning, dan banyak penyakit lainnya. Buktinya, "Ada pembeli yang sekarang jadi pelanggan tetap karena merasa sembuh dari penyakit lever setelah makan sate kelinci buatan Acil." sdp @rynol sarmon

Dicopy dari www.sedap-sekejap.com Sujiwo.

Posted by imelda :: 3:55 PM :: 0 comments

Post / Read Comments

---------------oOo---------------