BoGaRiA
Monday, May 08, 2006 Jalan-jalan ke Bengkulu

PUSAT JAJAN

Bingung mau bersantap malam apa di Bengkulu? Pergilah ke Pasar Minggu, di Jl. K.Z. Abidin. Di sini Anda bisa me­nemukan segala jenis makanan. Meski cuma di gerobak atau tenda, toh, dari segi rasa cukup enak. Tak kurang dari bakso, sate ayam, sate pa­dang, nasi go­reng, martabak, tekwan, es cin­cau, dan masakan padang, bisa Anda temukan di situ.

Lokasi ini sudah dibuka sejak tahun 1990. Saat itu tentu saja hanya sedikit pedagang yang berjualan. Lama-kelamaan makin banyak pedagang beroperasi di sana hingga jenis makanannya pun makin variatif.

Pusat jajan ini mulai buka pukul 19.00 dan baru tutup pukul 22.00. Pada hari Minggu malah baru tutup pukul 24.00. Pusat jajan seperti ini tak cuma satu di Bengkulu. Di depan Tugu Thomas Park, di daerah Pasar Baru Koto pun ada pusat jajan serupa. Makanan yang dijual boleh dibilang mirip dengan yang dijual di Pasar Minggu. Tetapi jangan coba-coba berkunjung ke sini di atas pukul 9 malam, pusat jajan ini tutup lebih awal dari pusat jajan di Pasar Minggu.

TEKWAN & KUE DORAEMON

Tak usah heran kalau di Bengkulu pun banyak penjual tekwan. Maklumlah kota ini relatif tidak jauh dari Palembang. Salah satu penjual tekwan di Bengkulu ada di Jl. May. Jen. Suprapto. Pak Puna, sang penjual telah berjualan tekwan selama lebih 10 tahun.

Kedainya buka sejak pukul 17.00 dan sudah tutup sejak pukul 20.00. Anda yang ingin mencicipi tekwan buatannya sebaiknya mampir sebelum pukul 20.00. Karena Puna cuma menyediakan 65 mangkok sehari. Untuk mencicipi sup bening berisi bakso ikan, soun, bengkuang, dan jamur kuping ini, Anda hanya dengan mengeluarkan Rp 2500.

Berdekatan dengan penjual tekwan, Anda dapat mencicipi kue Doraemon. Bentuknya bulat, diameter 5 cm. Warnanya hijau, Rasanya mirip bolu, begitu juga bahannya persis seperti bolu. Harganya cuma
Rp. 300.

Saparudin, sang penjual, baru 4 tahun berjualan di sana. Tetapi kuenya sudah punya banyak penggemar. Buktinya, dalam sehari ia menghabiskan 12 kilogram.

LEMANG

Lemang juga termasuk makanan yang mudah dicari di Bengkulu. Rohana adalah salah satu penjual lemang yang cukup kondang di kota ini. Ia sudah 8 tahun berjualan lemang di sekitar Pasar Panorama, dekat Pasar Minggu. "Dulu harganya cuma Rp 100 tiap potongnya," kisahnya.

Lemang Rohana me­mang bisa dibeli secara potongan. Kini tentu saja harga tersebut sudah tidak mungkin diterapkan lagi. Rohana memasang harga Rp 500 sedang untuk lemang potongan. Sementara lemang yang utuh, kira-kira sepanjang 20 cm, yang dulu harganya hanya Rp 1.500, kini dijual dengan harga Rp 6.000.

Rohana tidak berjualan setiap hari. Ia hanya berjualan seminggu 2 kali. "Sulit berjualan lemang setiap hari karena orang Bengkulu biasanya cuma beli lemang saat puasa," keluhnya.

GELAMAI

Namanya cukup asing bagi ma­syarakat di luar Bengkulu. Tetapi sebetulnya gelamai tak beda dengan dodol. Ny. Ainun mengaku ibunya, Hj. Mariana, sebagai penjual gelamai yang pertama di Bengkulu. Ia menggelar dagangannya di depan Masjid Akbar sejak tahun 1970.

Gelamai buatan Mariana yang kini sudah almarhum itu lebih dikenal sebagai gelamai Andung Bon, sesuai nama panggilan Mariana. Kini usahanya diteruskan oleh kedua anaknya Ainun dan Hayatan. Gelamai Andung Bon terkenal karena rasanya berbeda dengan gelamai pada umumnya. "Karena kami betul-betul menjaga kualitas pembuatannya," kata Dinda, salah seorang cucu Andung bon. Gelamai Andung Bon, jelas Dinda dibuat selama 8 jam. "Itulah rahasianya. Kurang dari itu, gelamai yang dihasilkan akan lebih lengket dan cepat kadaluarsa," papar Dinda membuka rahasianya.

Karena itulah gelamai Andung Bon bisa bertahan hingga satu bulan. Karena bisa bertahan lama, Ainun dan Hayatan tidak membuat gelamai setiap hari kecuali menjelang Lebaran. Selebihnya mereka hanya melayani pesannya. Harga gelamainya dijual Rp 20.000 setiap kg.

IKAN PAIS

Berkunjung ke Bengkulu, jangan pulang dulu sebelum mencicipi ikan pais. Ini adalah ikan pepes khas Bengkulu yang dibuat dari ikan gebu dan ikan buli. Rasanya segar dan mengundang selera. Apalagi disantap bersama nasi panas.

Untuk mendapatkannya Anda bisa mencarinya di pasar tradisional. Ada juga pedagang ikan pais yang berjualan secara berkeliling. Salah satunya adalah Bpk. Idris. Ia telah menjajakan dagangannya lebih dari 25 tahun. Penjual yang lebih dikenal dengan panggilan wan Juray ini mengaku mulai menjual ikan paisnya Rp 125 per bungkus. "Sekarang harganya telah mencapai Rp 2.000 tiap bungkus."

Wan Juray sudah berjualan sejak pukul 05.30 sampai habis kira kira pukul 08.30. Karena sudah banyak pelanggannya, Wan Juray tidak perlu lagi repot-repot memikul sampai ke pasar. Dia cuma berjualan di sekitar Jl. M ASAN dan Jl. Al Jairin, rute itu merupakan rute sehari-hari Wan Juray. Malah terkadang sampai di Jl. M ASAN pun, pikulannya sudah kosong. Begitu terkenalnya ikan pais Wan Juray, hingga orang-orang yang takut kehabisan lebih suka datang langsung ke rumahnya di Jl. Kibuat Teratai Tiga untuk untuk membeli atau memesan.

Dengan dibantu istri dan 3 anaknya, Wan Juray bisa membuat 50-70 bungkus ikan pais dalam sehari dan menghabiskan bahan baku sekitar 5 kilogram ikan laut yang digiling halus. Ia sengaja memilih ikan buli dan ikan gebu karena kedua ikan tersebut, menurut wan juray tidak terlalu amis.

Kadang saat pesanannya melimpah, "Saya harus menyediakan 250 bungkus ikan. Nah, saat itu saya harus membeli 15 - 20 ekor ikan," katanya. Begitu larisnya dagangan Wan Juray, tak heran dalam sehari ia bisa memperoleh uang Rp 100 sampai Rp 150 ribu.

Keistimewaaan ikan pais buatannya terletak pada bumbu. "Selain itu waktu mengukusnya pun harus lama. Tidak boleh kurang dari 5 jam supaya racun yang ada pada daun keladinya hilang."

EMPING MLINJO

Emping mlinjo juga termasuk makanan yang banyak dijual orang di Bengkulu. Coba saja Anda pergi ke Jl. Soekarno, tepatnya di Jl. Pantai Nala 142, Anggut Bawah. Ny. Khamsia, salah satu penjual, sudah mulai menggeluti emping mlinjo sejak tahun 1984. Konon ia yang pertama membuat emping ini di daerah Anggut Bawah.

Usaha pertamanya sudah melibatkan 15 orang pembantu. Lama- kelamaan para pegawainya mulai membuka sendiri usaha pembuatan emping melinjo sampai akhirnya ada 5 kelompok pembuat emping mlinjo di Anggut Bawah. Sehari Khamsia bisa menghabiskan biji mlinjo sekitar 20 cupak (1 satu cupaknya = 1/2 liter, Red.) atau 10 liter dalam sehari. Pernah, dengan dibantu pembuat emping yang lain, Khamsia membuat 200 cupak mlinjo.

Emping yang dibuat ada dua macam bentuk, kotak-kotak untuk yang dijual per ikat dan bulat-bulat untuk yang dijual per kilogram. Harga per 10 ikatnya, Rp. 5.000. Harga ini untuk penjualan ke pedagang. Satu ikan emping berisi 10 keping. Sedang harga per kilogram mencapai Rp 25.000.

PERUT PUNAI

Ny. Jasmani dengan dibantu ke­dua anaknya telah membuat perut punai selama 15 tahun, tepatnya tahun 1985. Setiap hari ia mem­buat perut punai untuk pesanan para pedagang di sekitar jalan Soekarno atau para pemesan yang membeli hanya untuk sekadar oleh-oleh. Perut punai berbentuk bulat pipih terbuat dari tepung ketan yang dicampur gula merah lalu digoreng. Rasanya keras dan manis.

Dalam sehari, Jasmani biasa menghabiskan tepung ketan sebanyak 7 kilogram. Satu kilogram tepung ketan bisa menghasilkan 13 kotak perut punai. Harga tiap kotak adalah Rp. 3.000.

Bila libur sekolah tiba, pesanan Jasmani semakin banyak, terkadang sampai tidak tertangani. "Saat libur sekolah, saya bisa menghabiskan 15-20 kilogram tepung beras," jelasnya.

LOTEK

Lotek Bengkulu hampir sama dengan karedok orang Jakarta atau orang Bandung. Kendati bukan makanan khas Bengkulu, toh, lotek merupakan salah satu masakan kegemaran masyarakat Bengkulu. Ada satu warung penjual lotek yang selalu ramai. Apalagi sewaktu makan siang. Warung lotek itu dimiliki oleh Ny. Nuraini.

Nuraini telah berjualan lotek semenjak tahun 1975. Awlalnya dagangannya dijajakan dengan menggunakan gerobak secara berkeliling di sekitar Jl. S. Parman, baru akhirnya pada tahun 1984, Nuraini mulai mempunyai warung makan lotek yang selalu ramai pengunjung.

Kedai lotek Nuraini buka dari pukul 06.30 sampai pukul 13.00 malah terkadang sebelum pukul 12.00, loteknya sudah habis terjual. Dalam sehari warung ini melayani sekitar 200-250 porsi. Harga per porsinya Rp 2.000. Sering juga loteknya dipesan untuk acara pesta perkawinan.

KEDAI MASAKAN KHAS BENGKULU

Masakan khas bengkulu cukup banyak jenisnya namun jarang yang membuat khusus untuk dijual. Tetapi di sekitar jalan Enggano,kita dapat menemukan satu kedai makan yang memang khusus menjual aneka masakaan khas Bengkulu. Nama kedai tersebut Bufet Shopia, sesuai dengan nama pemiliknya.

Sebetul­nya sudah lama Shopia berjualan makanan khas Bengkulu. Cuma saja sekadar bila ada pesanan. Lama-kelamaan terpikir oleh Shopia untuk membuka kedai makan. Maka 5 tahun lalu ia pun mulai membuka kedai makannya.

Usaha kedai makanan khas Bengkulu ini tak cuma ia buka di Bengkulu. Pernah juga Shopia mencoba membuka kedai serupa di Brunai karena suaminya bekerja di sana. "Tetapi terpaksa ditutup karena orang sana tampaknya tidak menyukai masakan kita," keluhnya.

Para pelanggan Shopia terdiri dari berbagai kalangan karena harganya terhitung murah. Salah satu pelanggan setianya adalah ketua DPRD Bengkulu. "Hampir setiap hari beliau makan di sini," ujar Shopia bangga.

Di kedainya kita bisa menemukan antara lain nasi santan. Hidangan ini agak unik. Beras direndam dulu semalaman lalu dikukus sampai matang keesokan paginya. Setelah itu baru diaron dengan santan kental. Selain itu Anda juga bisa mencicipi rebung asam, yakni rebung yang direndam dalam air cucian beras dan dimasak seperti memasak asam pedas. Ada juga kelio lokan (kalio kerang), bagar hiu (gulai potongan ikan hiu). Khusus untuk bagar hiu, Shopia cuma menggunakan hiu punai, hiu tandung, dan hiu kio-kio. "Hiu jenis itu tidak amis," katanya.

Dalam sehari Shopia bisa menghabiskan ikan hiu sekitar 4 kilogram. Sedang untuk kelio lokan, ia menggunakan 3 kilogram kerang. Satu piring bagar hiu, Shopia menjualnya seharga Rp 4.500. Sehingga penghasilannya pun sehari bisa mencapai Rp 600 ribu. Untuk mendapatkan penghasilan setinggi itu, tentu saja mutu adalah hal yang utama. "Motto saya, kalau sudah selidah, kita harus pertahankan," tegasnya.

OLEH-OLEH KHAS BENGKULU

Mau cari oleh-oleh? Jl. Soekarno Hatta-lah tempatnya. Sederetan penjual jajanan khas untuk oleh-oleh Bengkulu dan sekitarnya siap melayani keinginan Anda. Mulai dari lempuk, emping, perut punai, kue siput, lumpuing, gelamai, sampai kopi.

Lempuk durian termasuk oleh-oleh yang paling laris. Harga 1 kilogram lempuk Rp 35 ribu. Ini untuk kualitas durian super. Sementara untuk kualitas durian biasa Rp 25 ribu. Bila Anda tak suka lempuk, Anda bisa memilih emping. Harganya rata-rata Rp 6.000 untuk setiap 10 ikatnya atau Rp 27-30 ribu per kilogram. Sedang perut punai dijual dengan harga Rp 4.000 per kotak. sdp@Rynol Sarmon

source: sedapsekejap.com

Posted by imelda :: 6:10 PM :: 0 comments

Post / Read Comments

---------------oOo---------------